Showing posts with label Gudo. Show all posts
Showing posts with label Gudo. Show all posts

Friday, November 8, 2013

Gud's News : Kreatifitas Yang Tak Pernah Habis di Gudo

Oleh LiliKrist
Andai saja mereka ikut serta dalam tantangan yang sering diadakan didunia online, saya yakin mereka tidak akan kalah cekatan tangan mereka dibandingkan kita. Peralatan mereka lumayan sederhana, sesuai dengan jenis aksesoris yang mereka buat. Tapu bukan berarti aksesoris mereka ikutan sederhana ya. Kaya warna, motif dan detail. Tidak percaya? Kali ini kita akan melihat seputar meja kerja mereka dan tentu saja hasil karyanya. Hampir 70% hasil karya mereka untuk suku Dayak Kalimantan dan Malaysia.
Kalau Bapak dan pemuda Gudo-nya bergelut dengan pembuatan manik kaca, maka para istri dan pemudinya merangkai manik manik kaca hasil buatan para Bapak dan pemuda menjadi sebuah aksesoris. Ingin tahu bagaimana meja kerja mereka? Jangan khawatir, meja mereka sama berantakannya dengan meja kita kalau sedang membuat sesuatu. Manik kaca Gudo tersebar diatas meja, dibawah kolong mejapun ada. Benang bol terjuntai sampai ketanah. Dengan angin sepoi sepoi mereka berkreasi sambil bercanda. Bahkan terkantuk pun sering dijumpai *smile*
Dalam sehari, mulai dari jam delapan pagi sampai sore jam tiga, mereka bisa menghasilkan satu kardus penuh Dayak Kenyah set. Semua yang dikardus sudah siap dikirim ke Kalimantan. Ada cerita lucu. Salah seorang kepala suku Dayak tidak memiliki uang rupiah, maka manik manik tersebut dibarter dengan kursi kayu ukiran dibawah ini *wow*
Banyak cerita dari Gudo yang bisa dibagikan untuk kita ketahui. Sampai ketemu lagi di Gud's News edisi selanjutnya ya. Semoga kita akan selalu mencintai manik manik kaca Gudo.





     <<<Hal 58∞                                                  ∞Hal 60>>>

Thursday, October 17, 2013

Gud's News...Gudo Punya Cerita!

Gudo, Home For Talented Glass Beadmen

Oleh Lili Krist

Kami tidak akan menulis tentang proses pembuatan manik kaca. Dasar pembuatannya sendiri sebenarnya sama dengan pembuatan lampwork diluar negeri, yang membedakan adalah alat alat yang digunakan saja plus bahan kacanya. Kami akan menampilkan sisi Gudo yang lain, sebuah desa yang masih asri dengan pertanian serta perkebunan. Yang sebenarnya dua jenis kegiatan inilah pekerjaan utama pengrajin manik kaca Gudo. Membuat manik manik adalah pekerjaan sekunder. Yuukkss kita cuci mata dengan pemandangan khas Indonesia.
Welcome
Gapura selamat datang
Kaum lelaki di Gudo separonya memiliki pekerjaan ganda. Dipagi dan sore hari mereka menjadi seorang petani disawah atau diperkebunan tebu. Siang dan malam mereka baru membuat manik kaca. Kenapa seperti itu? Karena membuat manik kaca saja tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari hari, apalagi bahan bahan untuk membuat manik manik selalu cenderung naik tiap tahunnya. Dan kalau pas waktunya panen, pasti selama seminggu bahkan kadang kadang sampai dua minggu, para pengrajin akan meninggalkan kegiatannya membuat manik manik. Mereka lebih fokus buat ngurusin hasil panenan dan menjualnya kekota. 
Main road
                                         Jalan menuju sawah                                         Batang padi yang mengering setelah dipanen
Pemandangan seperti inilah bila panen padi tiba. Sebelum mereka memanen padi, adat jawa mengajarkan mereka untuk berterima kasih atas hasil panen yang didapat dengan cara mengadakan selamatan, mereka menyebutnya BANCAKAN. Sehabis memanen, mereka berteduh dibawah pohon rindang, menghilangkan penat dengan angin sepoi sepoi, nampak pada photo dibawah ini.
Dan didalam lumbung lumbung yang dibangun dengan tradisional inilah hasil panen disimpan.
                   Tumpukan jerami yang yummy buat kerbau dan sapi                  Pulang kerumah dengan bahagia
                    yang setelah panen usai mereka akan bekerja keras                       setelah memanen padi
                    untuk membajak lahan supaya siap ditanam kembali
Selain sawah, di Gudo juga ada lahan untuk menanam tebu. Photo diatas adalah jalan menuju ladang tebu.
                         Irigasi baik untuk sawah maupun ladang tebu         Bapak ini siap bekerja diladang tebu, walaupun bukan
                                                                                                               milik dia sendiri, tetap semangat pergi keladang 
                                                                                                                                    diterik yang panas
Sibuk mengolah lahan tebu dengan menggunakan traktor.
Ladang tebu yang berdempetan dengan sawah
Saatnya melihat yang indah indah dari pemandangan alam Gudo. Sengaja kami jepretkan beberapa kecantikan yang berhasil kami temukan diantara rumput rumput liar yang banyak tumbuh dipinggir pinggir jalan desa maupun dipinggiran sawah atau ladang.
Sekarang yuukkss kita lihat masyarakatnya. Rumah rumah yang ada didepan jalan raya desa, biasanya dirubah menjadi toko untuk menjual manik kaca hasil karya warga setempat. Sementara itu rumah rumah disana kebanyakan masih menggunakan desain tradisional. Bahkan beberapa masih menggunakan bambu yang dianyam atau gedhek sebagai tembok.
Photo dibawah ini, beberapa rumah yang menggunakan desain tradisional.
Well...
Tour de Gudo-nya kami akhiri disini ya. Ketemu lagi dengan sesuatu yang unik, cantik, menarik dan tentu saja orijinal dari Gudo bulan depan.






     <<<Hal 41∞                                                    ∞Hal 43>>>

Wednesday, September 25, 2013

Gud's News...Gudo Punya Cerita!

AWAL MULA
Oleh LiliKrist

Dikumpulkan dari beberapa artikel kemudian djadikan satu. Kemudian dikemas dalam bentuk tanya jawab biar lebih mudah dibaca. Siap? Here we go...
Sejak kapan kerajinan manik manik ini dimulai didesa Gudo?
Warga Gudo sudah mengenal manik-manik sekitar tahun 1970-an. Perintis kerajinan ini adalah Wachid dan Sugiyo. Awalnya bahan kaca itu dibentuk buah-buahan, bunga, dan tasbih. Baru tahun 1980 beralih ke manik-manik. Perubahan dimulai ketika ada dua warga Kalimantan datang dan minta dibuatkan kalung manik-manik seperti contoh yang dibawa. Setelah dicoba, ternyata berhasil baik. Kreasi baru ini dengan cepat diterima pasar. Sejak itu, perkembangan manik-manik Jombang pun semakin pesat.

Biasanya manik manik Gudo dibuat apa saja sich selain untuk perhiasan?
Bisa untuk koleksi, hiasan, keperluan adat, dan sebagai interior. Kalau untuk hiasan sudah umum. Belakangan diketahui, ternyata keindahan manik-manik bisa dipadukan dengan interior. Misalnya dengan hiasan gordin, tempat tidur, kursi, sampai kap lampu. Tergantung kemampuan desainer untuk memadukannya.

Ide motifnya datang dari mana?
Biasanya melihat diinternet, motif motif apa saja yang sedang ngetrend. Tapi juga ada yang benar benar etnik, misalnya manik manik yang khusus pesanan untuk suku Dayak Kalimantan ataupun masyarakat NTT. Juga pesanan khusus dari luar negeri.
  
Bahan bakunya apa sich?
Yang jelas kaca. Tetapi kebanyakan menggunakan kaca bekas, jadinya ramah lingkungan. Dan teknik yang dipakai adalah teknik ciptaan sendiri. Alat alatnya pun masih tradisional. Tidak menggunakan mesin.

Prosesnya seperti apa sich kok bisa jadi manik manik?
Manik manik banyak dibuat dari kaca kaca bekas. Botol botol kosong atau pecahan pecahan kaca dari pabrik dicairkan didalam wadah tembikar. Setelah cair, dibentuk batangan batangan kaca.
Diatas tungku (terbuat dari batu bata) dan silinder gas (yang disusun sedemikian rupa sehingga nyala apinya mirip seperti solder), pengrajin manik manik memanggang batangan batangan kaca dengan alat bantu dari kawat yang dilapisi kaolin sebagai pembatasnya. Supaya panas saat memanggang kaca tidak mengenai telapak tangan para penggrajin. Setelah jadi manik manik, maka manik manik ini biasanya dihiasi dengan menggunakan manik manik biji (seed bead) berwarna dari Jepang / Taiwan yang terlebih dulu juga diubah menjadi batangan. Suhu yang dibutuhkan untuk membuat kaca kaca ini meleleh adalah 1300 derajat celsius *wow*

Berapa sich harganya yang umum?
Harganya berkisar antara Rp 7 ribu hingga Rp 60 ribu.

Paling tidak, sekelumit informasi ini bisa menjadi dasar buat kita bahwa manik Gudo benar benar buatan tangan yang dikerjakan hanya oleh beberapa orang saja. Support mereka yuukkss...

Credit to :



     <<<Hal 24∞                                                      ∞Hal 26>>>